Sakit = dekat pada Sang Pencipta

Sakit. Kata yang banyak dihindari oleh siapapun. Tapi hari ini aku mengerti bahwa sakit itu diperlukan, untuk menegur hati manusia yang telah terlena oleh kesibukannya. Kesibukan mengurus dunia, sehingga proporsi kehadiran Tuhan dalam hidup tidak seimbang lagi. Jasad perlu makanan, rohani pun perlu asupan. Keduanya harus balance, untuk melnjutkan hidup secara normal. Sakit datang untuk menegur bahwa ada yang tidak seimbang. Itulah sebabnya dalam sebuah hadits Rasulullah disebutkan bahwa akan digugurkan dosa-dosanya orang yang diberi sakit. Tapi tunggu dulu, sepertinya tidak segampang itu. Sebab di hadits lain digaris bawahi : untuk orang yang ikhlas dengan penyakit yang diberikan dan berzdikir berserah diri kepada Allah. Klop. Itulah maknanya. Karena orang yang sakit dan hatinya masih tergerak mengingat Tuhannya, tentulah akan menemukan sebuah ketenangan baru. Tidak gelisah. Tidak ketakutan. Yang ada adalah kepasrahan, ketenangan jiwa. Jantung juga akan berdetaj dengan normal-normal saja. Tekanan darah dan yang lainnya akan berada dalam kondisi normal, disebabkan ketenangan jiwa yang pasrah. Terima kasih Tuhan karena memberikan aku sakit, sehingga aku bisa mensyukuri kesehatan yang pernah Engkau berikan. Terima kasih karena dengan itu aku bisa punya kesempatan menyebut nama-Mu sebanyak-banyaknya tanpa ada gangguan kesibukan, maklum ada alasan menghindar dari kesibukan rutinitas kantor. Terima kasih karena dengan sakit, aku bisa lebih dekat kepada keluargaku, hati mereka sekarang bergerak memperhatikan segala kebutuhanku. Aku jadi Raja yang memperoleh pelayanan yang istimewa. Terima kasih atas segala yang Engkau berikan. Walaupun begitu aku akan berdoa kepada-Mu semoga setelah ini Engkau memberikan aku kesembuhan, agar kewajibanku mencari nafkah bagi keluargaku dapat terpenuhi, agar kewajibanku melayani masyarakat dapat menambah cadangan amal-amal kebaikan. Sembuhkanlah atas Ridho-Mu ya Allah agar aku dapat menyebarkan kebaikan lebih banyak di atas bumi-Mu. Amin